Apa Itu Metode Talaqqi dan Apa Urgensinya?
Andreysetiawan.com - Metode talaqqi adalah seorang murid belajar dan menerima ilmu langsung dari sang guru merupakan metode otentik dari agama Islam. Tradisi ini secara langsung telah dipraktikkan oleh Rasulullah shalalallahu alahi wa salam ketika belajar secara langsung dari malaikat Jibril alaihissalam.
Metode ini kemudian berkembang dan menjadi tradisi di kalangan umat Islam, baik dalam ilmu riwayah (periwayatan) maupun dirayah (pemahaman). Oleh karenanya, talaqqi ini sangat penting dalam rangka menjaga terlestarinya keilmuan Islam yang otentik. Sehingga setiap generasi memiliki ketersambungan (sanad) dengan generasi sebelumnya terkait pemahaman keagamaannya.
Apa Itu Metode Talaqqi dan Apa Urgensinya?
Belajar langsung kepada seorang guru sangatlah penting agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman. Sebab guru akan menyampaikan sebuah ilmu persis seperti pemahaman gurunya, dan begitu seterusnya hingga sampai kepada Rasulullah shalallahu alahi wa salam. Mata rantai keilmuan inilah yang memberikan garansi otentitas sebuah pemikiran dan pemahaman. Dalam sebuah syairnya dikatakan bahwa untuk mendapatkan ilmu yang benar dan bermanfaat, maka salah satu syaratnya adalah irsyad al-ustadz (petunjuk guru).
ألا لا تنال العـــــــــلم إلا بستة # سأنبيك عن مجموعها ببيان
ذكاء وحرص واصطبار وبلغة # وإرشاد أستاذ وطول زمان
Artinya: "Kamu takkan dapat ilmu kecuali dengan enam hal Akan kujelaskan kepadamu tentang itu semua. Kecerdasan, semangat, kesabaran dan bekal Petunjuk guru dan masa belajar yang lama."
Hanya sekedar informasi berikut saya lampirkan gambar denah talaqqi yang ada di Mesir:
Mengingat begitu urgensinya sebuah talaqqi, para ulama pun sangat mencela metode pembelajaran murni otodidak, tanpa bimbingan seorang guru. Dalam tradisi khazanah keislaman tipe orang yang demikian sering disebut sebagai Tuma al-Hakim, merujuk kepada sebuah kisah tragis seorang dokter yang tindakannya sangat membahayakan dirinya dan para pasiennya.
Tuma al-Hakim adalah anak seorang dokter. Pasca orang tuanya meninggal dunia, ia mewarisi banyak literatur-literatur kedokteran. Ia pun akhirnya dikenal sebagai seorang dokter, berkat hasil bacaan otodidaknya terhadap literatur-literatur warisan tersebut. Namun ia kemudian melakukan kesalahan yang sangat fatal bagi dirinya dan seluruh manusia. Yaitu ketika ia membaca sebuah kalimat di salah satu literatur yang bertuliskan (الحية السوداء دواء من كل داء) yang artinya ular hitam adalah obat dari segala penyakit. Akhirnya ia pun mencari ular hitam tersebut demi mengobati para pasiennya. Akan tetapi justru ia tewas disengat oleh ular hitam yang hendak ia tangkap. Atau dalam versi lain, akhirnya seluruh pasiennya meninggal dunia karena mengonsumsi ular hitam tersebut.
Cara belajar murni otodidak telah membuat Tuma al-Hakim mencelakakan dirinya sendiri dan sekaligus diri orang lain. Karena ia salah dalam membaca teks dalam sebuah literatur. Di dalam buku yang ia baca ada sedikit kesalahan cetak, atau mungkin karena perubahan alami dalam sebuah kitab karena waktu. dimana huruf ba' seakan berubah menjadi ya. Yang semula ba' bertitik satu (الحبة) terlihat seperti ya' bertitik dua (الحية).
Seandainya Tuma al-Hakim mengetahui kesalahan ini, niscaya ia akan memahami bahwa teks yang benar adalah( الحبة السوداء دواء من كل داء ) yang artinya habbah sauda' (jinten hitam) adalah obat dari segala penyakit.
Karena itulah, di dalam sejarah keilmuan Islam Tuma al-Hakim sering dijadikan sebagai sebuah permisalan bagi orang yang jahil murakkab, yaitu orang bodoh yang tidak sadar bahwa dirinya bodoh.