Widget HTML #1

Ngaji Alfiah Ibnu Malik Bab Kalam (Nadhom 3-4)

ngaji alfiah ibnu malik

بِالجَرِ وَالتَنوِينِ وَالنِدَا وَأَل # وَمُسنَدٍ لِلاِسمِ تَميِيز حَصَل

Artinya: "Dengan jar, tanwin, nida, al, dan musnad, isim dapat dibedakan dari yang lainnya."

Penjelasan: Dalam bait ini disebut alamat-alamat yang menunjukkan isim, antara lain ialah jar. Ungkapan ini mencakup pengertian jar disebabkan oleh huruf, idhafah dan tabiyyah, contoh seperti yang tercakup dalam lafaz : مررت بغلام زيد الفاضل (Aku telah bertemu dengan pelayan Zaid yang terhormat) 

Lafaz ghulami di-jar-kan oleh lafaz jar yaitu ba. Lafaz Al Fadhili di-jar-kan oleh tabaiyyah karena menjadi sifat dari Zaidin. Ungkapan ini pengertiannya lebih mencakup dibanding ungkapan yang mengatakan "huruf jar" sebab apabila dikatakan huruf jar pengertian nya tidak mencakup jar yang disebabkan oleh idhafah dan tidak pula oleh tabaiyyah. Di antara alamat isim lainnya ialah tanwin. Tanwin ada empat macam yaitu :

1. Tanwin tamkin yaitu: tanwin yang terdapat pada isim- isim yang mu' rab seperti lafaz زيد dan رجل. Dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat pada jamak muanats salim seperti yang terdapat pada lafaz مسلمات. Dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat غواش dan جوار

2. Tanwin tankir yaitu: tanwin yang terdapat pada isim-isim yang bersifat mabni untuk membedakan isim yang ma'rifat dan isim yang nakirah. Contoh:

(Aku bertemu dengan Sibawaih dan Sibawaih yang lain)     مررت بسيبويه وبسيبويه آخر

3. Tanwin muqabalah yaitu: tanwin yang terdapat pada jamak muanats salim seperti pada lafaz مسلمات. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding huruf nun yang terdapat pada jamak mudzakkar salim seperti lafaz مسلمين. 

4. Tanwin iwadh. Tanwin ini terbagi pada tiga bagian:

a) Tanwin yang terdapat pada huruf إذ yang berfungsi sebagai pengganti dari suatu jumlah sesudahnya yang tidak disebutkan, contoh firman Allah swt.:

وأنتم حينئذ تنظرون

Maksudnya, padahal kalian melihat ketika roh sampai di tenggorokan. Jumlah kalimat بلغت الروح الحلقوم tidak disebutkan, tetapi diganti oleh tanwin. 

Tanwin jenis ini berkedudukan sebagai peng ganti isim yang tidak disebutkan yang terdapat pada كل. Contoh: كل قائم (semuanya berdiri). Makna yang dimaksud adalah كل إنسان قائم. Lafan insanin tidak disebutkan tetapi diganti oleh tanwin. Bagian lain dari tanwin jenis ini adalah tanwin yang berkedudukan sebagai pengganti huruf yang tidak disebutkan seperti pada lafaz جوار (perahu-perahu), غواش peristiwa yang dahsyat) dan) غواش (peristiwa yang dahsyat) dan sebagainya, baik dalam keadaan rafa atau pun jar. Contoh dalam ke adaan rafa seperti:  هؤلاء جوار (Semuanya itu adalah perahu). Contoh dalam keadaan jar seperti:

(Aku menjumpai perahu-parahu) مرزیگر جوار

Pada kedua contoh di atas huruf ya dibuang, lalu diletakkan tanwin sebagai penggantinya, 

b) Tanwin tarannum yaitu, tanwin yang terdapat pada qafiyah (akhir bait ayair) yang bunyinya diperpanjang dengan huruf illah seperti yang terdapat pada ungkapan seorang penyair:

أقلى اللوم عاذل والعتابن # وقولى إن أصبت لقد أصابن 

(Tinggalkanlah celaan dan makianmu itu hai perempuan pencelaku, dan katakanlah olehmu bila aku berbuat benar, sungguh aku telah berbuat benar) 

Diletakkan tanwin sebagai pengganti alif (huruf illah) semata-mata tarannum (keindahan bunyi huruf pada akhir bait syair). Contoh lain nya ialah ungkapan penyair berikut:

ازف الترجل غير أن ركابنا : لماتزل برحالنا وكأن قدت

(Telah dekat waktu berangkat, hanya saja kendaraan kami belum berangkat, seakan-akan waktu perpisahan telah terjadi.) 

c) Tanwin ghali. keberadaan tanwin ini telah dibuktikan oleh Imam Akhfasy, yaitu tanwin yang berada di akhir qafiyah yang muqayyadah, seperti ucapan seorang penyair:

وقال الاعماق خاوي المخترقن

berapa banyak pedalaman yang luas tak ada yang menempuhnya.

Dilihat secara lahiriyah menunjukkan bahwa semua jenis tanwin itu adalah ciri-ciri khas isim, padahal kenyataannya tidaklah demikian. karena tanwin yang khusus menjadi tanda isim ialah tanwin tamkin, tanwin tankir, tanwin muqabalah, dan tanwin iwadh. Adapun tanwin tarannum dan tanwin ghali bisa masuk kepada isim, fiil, dan huruf.

Di antara ciri-ciri khas isim lainnya ialah nida, contoh يا زيد (Hai Zaid), alif lam, contoh الرجل (Seorang laki-laki), dan musnad atau musnad ilaih contoh زيد قائم (Zaid berdiri). Ungkapan al dipakai sebagai pengganti pengertian alif dan lam. Hal ini pernah dilakukan oleh sebagian ahli nahwu di antaranya ialah Imam Khalil. Oleh sebab itu Ibnu Malik memakai istilah musnad sebagai pengganti isnad ilaih.

بتافعلت وأنت وباافعلى  # ونون أقبلن فعل ينجلى

Artinya: "Dengan huruf ta pada lafaz fa'alta dan atat, huruf ya pada lafaz yafali, dan nun pada lafaz aqbilanna, fiil tampak jelas."

Penjelasan: Fiil dapat dibenakan dari isim dan huruf oleh ta fail, seperti pada lafaz فعلت (engkau telah berbuat). Ta fail apabila di-dhammah-kan berati menunjukkan mutakallim (pembicara) seperti lafaz فعلت (aku telah berbuat). Apabila di-fathah-kan berarti menunjukkan mukhatab (orang yang diajak bicara) seperti lafaz تباركت (Maha Suci Engkau) dan apabila di-kasrah-kan, berati menunjukkan mukhathabah (perempuan yang diajak bicara) seperti perkataan فعلت. 

Fiil dapat dibedakan pula melalui ta yang terdapat pada lafaz أتت (dia telah datang). Yang dimaksud adalah ta tanits yang di sukun-kan, contoh نعمت (sebaik-baik wanita) dan بعست (seburuk buruk wanita).

Dikecualikan ta sukun yang terdapat pada isim-isim, karena ta jenis ini bila tidak diwaqafkan diharakati sesuai dengan harakat irabnya seperti:

 (Ini seorang muslimat.)     هذه مسلمه 

(.Aku malihat scorang muslimat)      رات مسلمة

(Aku bertemu dengan seorang muslimat) مررت بمسلمة

Dikecualikan pula ta sukun yang terdapat pada huruf, contoh  نمت, ربت, dan لات Di-sukun-kannya ta jenis ini beserta rubba dan tsumma jarang sekali terjadi, contoh ربت dan ثمت. 

Fiil dapat dibedakan pula oleh huruf ya yang terdapat pada lafaz إفعلي (kerjakanlah olehmu). Yang dimaksud adalah ya failah yang terdapat pada fiil amr, contoh إضراب (pukullah olehmu) dan ya yang terdapat pada fiil mudhari, contoh تضربين(engkau akan memukul). Ya jenis ini tidak memasuki fiil madhi. 

Disebut ya fail dan bukan ya dhamir sebab bila disebut ya dhamir pengertiannya mencakup ya mutakallim, sedangkan ya mutakallim, itu tidak termasuk alamat fiil secara khusus, tetapi terkadang memasuki fiil, contoh  اكرمني (dia telah menghormatiku), terkadang memasuki isim, contoh غلامى (pelayanku) dan terkadang memasuki huruf, contoh إني (sesungguhnya aku). Berbeda halnya dengan ya yang terdapat pada lafaz إفعلى (kerjakanlah olehmu) karena ya jenis ini untuk ya failah, sedangkan ya failah itu hanya memasuki fiil.

Alamat lain bagi fiil itu ialah nun yang terdapat pada lafaz Yang dimaksud adalah nun taukid khafifah, contoh Firman Allah swt.:

لنسفعابالناصية

"Niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Al 'Ala 15)".

Contoh nun taukid tsaqilah adalah firman Allah swt:

لنخرجنك ياشعيب

"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai." (Alaraf 88) 

Makna bait yang dikemukakan tadi adalah bahwa fiil dapat dibedakan secara jelas melalui ta fail, ta tanits yang di-sukun-kan, ya failah, dan nun taukid.