Ngaji Alfiah Ibnu Malik Bab Kalam (Nadhom 5-7)
[بسم الله الراحمن الرحيم]
سِوَاهُمَا الحَرفُ كَهَل وَفِي وَلَم # فِعلُ مُضَارِعُ یَلِی کَم گیَشَم
Artinya: "Selain isim dan fiil ialah huruf, contoh hal, fii dan lam. Fiil mudhari ialah yang jatuh sesudah lam, contoh seperti "lam yasyam" (tidak mencium)."
وَمَاضِي الأَفعَالِ التامِزوَسِم # بِالنُونِ فِعلَ الأَمرِ إِن أَمرُفُهِم
Artinya: "Bedakanlah fiil madhi lengan ta, dan berilah tanda nun pada fill amr, bila mengandung arti perintah."
Penjelasan: Huruf dapat dibedakan dari isim dan fiil disebabkan huruf terlepas dari alamat-alamat isim dan fiil. Dikemukakan contoh هل dan في, لم dimaksud sekadar untuk mengingatkan bahwa huruf terbagi pada dua bagian; huruf yang bersifat mukhtas dan yang tidak bersifat mukhtas. Salah satu jenis huruf yang tidak bersifat mukhtas adalah هل huruf ini dapat memasuki isim dan fiil seperti lafaz هل زيد قائم (apakah Zaid telah berdiri).
Dikemukakan pula salah satu contoh untuk huruf yang bersifat mukhtas yaitu لم dan في. Huruf yang bersifat mukhtas ini terbagi pada dua bagian yaitu:
1. Huruf yang khusus memasuki isim seperti lafaz: زيد فالدار (Zaid berada di dalam rumah.)
2. Huruf yang khusus memasuki fiil seperti dalam contoh berikut: لم يقم زيد (Zaid belum berdiri.)
Jadi في dan لم adalah contoh bagi huruf yang bersurat mukhtas. Fiil terbagi pada tiga bagian yaitu, fiil madhi, fiil mudhari, dan fiil amr. Tanda fiil mudhari yaitu dapat dimasuki لم seperti lafaz يشم menjadi لم يشم dan يضرب menjadi لم يضرب.
Tentang pengertian ini diisyaratkan melalui perkataan:
فعل مضارع ملی کم گیشتم
Artinya: "Fiil mudhari tiba sesudah lam, seperti "lam yasyam"."
Diisyaratkan pula tentang pembeda fiil madhi dari yang lainnya melalui perkataan..وماضي الأفعال بالتامز (Bedakanlah fil madhi dengan ta.) Yang dimaksud adalah ta fail dan ta tanits yang di-sukun-kan. Kedua jenis ta ini hanya dapat masuk kepada fiil madhi. Contoh:
تباركت ياذا الجلال والإكرام
(Maha suci Engkau, wahai Yang mempunyai keagungan dan ke muliaan.)
Dalam bait selanjutnya disebutkan alamat fiil amr, yaitu menerima masuknya nun taukid dan lafaznya menunjukkan makna perintah seperti lafaz اضربن (pukullah benar-benar) dan اخرجن (keluarlah benar-benar). Apabila lafaz yang bersangkutan hanya menunjuk kan makna perintah, dan nun taukid tidak dapat memasukinya, berarti lafaz tersebut adalah isim fiil. Hal ini dijelaskan melalui per kataan selanjutnya yaitu:
وَالأَمرُ إِن لَم يَكُ لِلنُونِ مَحَل # فِيهِ هُوَاسمُ نَحوُصَة وَحَيهَل
Artinya: "Lafaz amr, apabila tidak menerima nun taukid adalah isim (isim fiil) seperti lafaz shah dan hayyahal."
Penjelasan: Lafaz صه dan حيهل adalah isim, sekalipun maknanya menun jukkan amr (perintah) karena keduanya tidak menerima masuknya nun taukid. Karena itu tidak boleh dikatakan صهن dan tidak boleh pula dikatakan حيهلن sekalipun lafaz صه maknanya sama dengan lafaz اسكت dan lafaz حيهل, sama maknanya dengan lafaz اقبل (kemarilah). Perbedaan fiil amr dan isim fiil ialah dipandang dari segi menerima nun taukid atau tidaknya seperti pada lafaz اسكتن (diamlah kamu) dan أقبلن (kemarilah kamu). Hal seperti ini tidak dapat diterapkan atas lafaz صه dan حيهل.