Widget HTML #1

Sejarah Para Pendiri Mazahibul Arba'ah; Imam Malik RA

Andreysetiawan.com - Apa kabar sob, bagaimana kabar kalian? Semoga selalu diberi kesehatan ya. Nah kali ini saya ingin berbagi kisah hidup dari salah satu pendiri mazahibul arba'ah dan merupakan salah satu guru pendiri mazhab kita: Imam Syafi'i radhiallahu anhu.

Siapakah beliau? Beliau adalah imam Malik radhiallahu anhu pendiri mazhab fiqih Maliki. Nah, adakah yang sudah tahu kisah beliau? Kalau belum ada atau ada tapi agak lupa, yuk baca artikel ini sampai habis. 

Sejarah Para Pendiri Mazahibul Arba'ah; Imam Malik RA

biografi imam maliki

Imam Malik memiliki nama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits. Ayahnya bernama Anas bin Malik dan Ibunya bernama Aliyah bin Syarik al-Azdiyah. Imam Malik dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 H.

Perjalanan menuntut ilmu

Ibu Imam Malik adalah orang yang paling berperan dalam memotivasi dan membimbingnya untuk memperoleh ilmu. Ibunya mengatakan: “Pergilah kepada Rabi’ah, contohlah akhlaknya sebelum engkau mengambil ilmu darinya.”

  • Guru-guru imam malik

Imam Malik belajar dari banyak guru, dan ia memilih guru-guru terbaik di zamannya agar banyak memperoleh manfaat dari mereka. Imam An-Nawawi mengatakan bahwa Imam Malik belajar dari 900 ulama. 300 dari kalangan tabi’in sedangkan 600 lagi dari kalangan tabi’ tabi’in.

Diantara guru beliau adalah Nafi’, az-Zuhri, Ayyub as-Sikhtiyani, Abdurahman dan lain-lain dari ulama negeri Madinah. Selama imam Malik menuntut ilmu ke berbagai guru, beliau tentunya mendapatkan banyak sekali pesan-pesan dari gurunya. Di antara pesan dari gurunya yang selalu beliau ingat adalah untuk tidak segan mengatakan saya tidak tahu apabila benar-benar tidak mengetahu suatu permasalahan. Salah seorang guru beliau yang bernama Ibnu Harmaz berpesan: “Seorang yang berilmu harus mewarisi kepada murid-muridnya perkataan aku tidak tahu."

Dan terkait pesan ini memang sampai sekarang masih diturunkan ke guru-guru kita para masyaikh Al-Azhar ketika mengajar murid-murid mereka. Salah satu masyaikh Al-Azhar pernah berkata disalah satu majelis ilmu: "Salah satu tanda orang berilmu adalah ia tidak segan mengatakan "Saya tidak tahu" ketika memang ia tidak mengetahui jawaban dari suatu persoalan."

Setelah imam Malik mempelajari dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan, beliau mulai dikenal sebagai seorang yang paling berilmu di Kota Madinah. Beliau menyampaikan pelajaran di Masjid Nabawi kepada para penuntut ilmu yang datang dari penjuru dunia.

Salah satu hal yang menarik dari kajian fiqih yang beliau sampaikan adalah penafsiran-penafsiran hadits dan pendapat-pendapat beliau banyak dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan penduduk Madinah. Menurut Imam Malik, praktik-praktik yang dilakukan penduduk Madinah di masanya tidak jauh dari praktik masyarakat Madinah di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Penduduk Madinah juga mempelajari Islam dari para leluhur mereka dari kalangan para sahabat Nabi. Jadi kesimpulan beliau, apabila penduduk Madinah melakukan suatu amalan yang tidak bertentangan dengan Alquran dan sunnah, maka perbuatan tersebut dapat dijadikan sumber rujukan atau sumber hukum. Inilah yang membedakan Madzhab Imam Malik disbanding 3 madzhab lainnya.

  • Murid-murid imam Malik

murid-murid imam malik juga banyak sekali jumlahnya. Dan diantara murid beliau yang juga merupakan guru beliau pernah meriwayatkan Ilmu dari imam malik adalah az-Zuhri, Rabi’ah, Yahya bin sa’id dan selainnya. Sedangkan dari sejawat beliau adalah imam al-Auza’I, ats-Tsauri, al-Laits bin Sa’id dan masih banyak lagi. Disamping mereka murid beliau juga adalah Muhammad bin Idris, ibnu Mubarak, Muhammad bin hasan, Sa’id al-Qaththan dan lain sebagainya.

  • Karya-kaya imam Malik 

Dan diantara karya-kaya imam Malik yang paling fenomenal adalah al-Muwattha. Karya ini adalah sebuah kitab yang pada masa Amirul mu’minin Harun ar-Rasyid ingin beliau gantungkan di Ka’bah dan menganjurkan manusia untuk mengamalkannya. Namun, usul itu ditolak oleh Imam Malik sendiri.

Diakhir perjalanan hidupnya Imam Malik rahimahullah anhu wafat di Kota Madinah pada tahun 179 H dikuburkan di Baqi’.

Itulah tadi kisah hidup imam Malik radhiallahu anhu. Semoga kita bisa mengambil ibrah dari kisah hidup imam Malik radhiallahu anhu. Aminn ya rabal alamin. Sekian dan terima kasih.