Widget HTML #1

Nostalgia; Melihat Kembali keindahan Bulan Ramadhan di Mesir Sebelum Pandemi Covid Menyerang

Andreysetiawan.com - Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang dirindukan kedatangannya oleh umat islam di seluruh dunia. Hal itu dikarena pada bulan ini terdapat beribu-ribu kemuliaan. Salah satunya yaitu diampuni segala dosa dan dilipat gandakan pahala seorang hamba ketika mengerjakan suatu kebaikan.

Maka dari itu tidak heran jika banyak dari umat islam lebih giat berlomba-lomba dalam kebaikan dan beribadah dibulan Ramadhan. Terlepas dari berbagai ritual ibadah yang dilakukan, umat islam di berbagai negara mempunyai cara unik dalam menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan. 

Salah satu negara yang memiliki cara yang unik dalam menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan adalah negara Mesir. Negara ini mempunyai beragam cara unik dalam merayakan bulan ramadhan, bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun.

Nah, pada artikel kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya saat menjalani ibadah puasa Ramadhan di Mesir sebelum pandemic covid menyerang seluruh dunia termasuk Mesir. Dan berikut ini ada beberapa tradisi unik masyarakat mesir dalam merayakan puasa Ramadhan sebelum pandemic covid:

Nostalgia; Melihat Kembali keindahan Bulan Ramadhan di Mesir Sebelum Pandemi Covid Menyerang 

ramadhan di Mesir

1. El-Fanous (Lentera)

Jika di China ada lampion untuk merayakan hari raya Implek, sedangkan di Indonesia ada obor untuk merayakan hari raya Idul Fitri, maka di Mesir terdapat fanous yang menjadi symbol untuk merayakan bulan suci Ramadhan. Munculnya fanous ini dilatar belakangi dengan hadirnya kekhalifahan Fatimiyah yang menguasai wilayah Mesir pada tahun 971 M. Ketika itu, masyarakat Mesir menjadi orang pertama yang menggunakan fanous sebagai ikon untuk merayakan puasa dibulan suci Ramadhan.

Fanous hadir dalam berbagi ukuran dan warna. Jika kalian mengunjungi mesir ketika bulan suci Ramadhan maka kalian bisa melihat gemerlap warna warni lampu fanous yang Biasanya terletak disetiap sudut rumah, toko, gang jalan, balkon, bahkan ditempat kerja. 

2. Takjil gratis

Di negara kita Indonesia ketika menjelang berbuka puasa kita biasanya keluar rumah untuk ngabuburit mencari takjil untuk buka puasa di jalan-jalan. namun di Mesir sungguh berbeda. Hampir di setiap sudut jalan ada sebuah tenda yang penuh dengan aneka makanan yang di bagi-bagikan secara gratis. Tenda-tendqa yang didirikan itu biasa dikenal dengan sebutan “maidaturrahman” merupakan kata Bahasa arab yang berarti hidangan kasih sayang. Dinakan demikian karena di mesir ini banyak muhsinin atau orang dermawan yang mau membagikan makanan-makanan buka puasa secara gratis bagi yang membutuhkan.

maidahturrahman ini diletakkan pada posisi yang strategis dimana masyarakat banyak yang berlalu lalang. Mulai makanan ringan hingga makanan berat, hidangannya pun banyak dan bervariasi.

3. Musa’adah (Bantuan)

Selama bulan Ramadhan, banyak sekali musa’adah dari para dermawan yang diterima oleh masyarakat Mesir dan mahasiswa asing baik berupa uang maupun sembako. Seperti beras, daging, minyak, kurma, dan lain-lain.

Hal itu karena masyarakat Mesir senang berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Berbagi sedekah sebanyak-banyaknya, dan menjadikan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini sebagai peluang untuk mendapatkan pahala yang tak terhingga banyaknya.

4. Membaca Al-Quran

Ramadhan adalah bulan Al-Quran, hal ini sudah tentu diketahui oleh masyarakat di Mesir bahkan umat islam di seluruh dunia. Di bulan Ramadhan maupun tidak, masyarakat Mesir sangat terkenal interaksinya dengan Al-Quran di tengah arus globalisasi dan invasi budaya barat yang merajalela di negara-negara muslim. Kalian bisa melihat para penjual, pedagang, aparat keamanan ketika ada waktu luang mereka mengisi waktunya dengan membaca al-quran  

Selama Ramadhan kalian bisa mendengar dan melihat semarak lantunan Al-Quran saling bersahutan, di sepanjang jalan, angkutan umum, penjaga toko, aparat keamanan bahkan pedagang kali lima. Mereka semua saling berlomba-lomba dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Quran.

5. Shalat Tarawih

Shalat tarawih merupakan salah satu ciri khusus di bulan Ramadhan. Mengenai ibadah tarawih ini, umat islam di seluruh dunia beraneka ragam dalam menjalaninya. Seperti halnya yang ada di Mesir.

Mengenai jumlah rakaatnya, masyarakat Mesir memilih rakaat shalat tarawih dengan jumlah yang beragam. Namun perbedaan ini tidak mengakibatkan saling menyalahkan dan merasa jumlah rakaatnya lah yang paling benar. Karena apapun rakataat yang dipilih pasti ada landasan dalilnya.

6. Hari Jadi Al-Azhar

Masjid Al-Azhar merupakan salah satu masjid tertua di dunia. Dalam catatan sejarah, peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangun Masjid Al-Azhar dilakukan oleh panglima Jauhar Al- Siqili atas perintah khalifah Muiz Li Dinillah pada tanggal 24 Jumadil Ula 359 dan selesai pada tanggal 7 Ramadhan 361 H. Oleh karena itu setiap pada tanggal 7 Ramadhan ditetapkan sebagai hari jadi atau hari ulang tahun Al-Azhar.

Semaraknya perayaan tersebut semakin mewarnai bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Itulah tadi beberapa tradisi masyarakat mesir dalam menjalankan puasa ramadhan sebelum pandemic covid menyerang. Semoga musibah covid ini bisa segera hilang dari muka bumi dan nantinya kita bisa menjalankan ibadah puasa ramadhan seperti tahun-tahun sebelum covid menyerang, aminn. Saya ucapkan sekian dan terima kasih.  

Di bulan Ramadhan ini masyarakat Mesir terlihat bahagia dan antusias dalam menjalankan bulan yang hanya hadir satu tahun sekali ini. Meskipun negara ini juga terdampak pandemi covid yang melanda dunia sampai saat ini.