Napak Tilas Al-Azhar dari Masa ke Masa
Andreysetiawan.com - Al-Azhar adalah sebuah pusat studi yang lokasinya berada di negara Mesir. Al-Azhar sendiri secara universal dibagi menjadi 2 sistem yaitu sistem jami' dan jamiah, "Al-Azhar huwa jami' wa jamiah" begitulah ucapan yang mashur dikenal para mahasiswa Al-Azhar sendiri. Sistem jami' Al-Azhar adalah sistem yang studinya berpusat di Masjid Al-Azhar, sedangkan jamiah Al-Azhar berpusat di Universitas Al-Azhar.
Sejarah adanya Al-Azhar sendiri sangatlah panjang. Maka dari itu pada artikel kali ini saya ingin berbagi kepada anda tentang sejarah perjalanan Al-Azhar dari masa ke masa.
Napak Tilas Al-Azhar dari Masa ke Masa

Berbicara mengenai Al-Azhar, dalam sejarahnya Al-Azhar telah melewati 4 masa, yaitu: Al-Azhar di era Dinasti Fatimiyah, Al-Azhar era Dinasti Ayubiyah, Al-Azhar di era Dinasti Mamalik, dan Al-Azhar di era Dinasti Utsmaniyah.
Dan berikut ini adalah sejarah perjalanan Al-Azhar mulai dari era Dinasti Fatimiyah sampai era Dinasti Utsmaniyah:
1. Al-azhar di Era Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah didirikan oleh khalifah pertama Al-mahdi Abu Muhammad Ubaidillah pada tahun 297 H/ 909 M di daerah Magrib (Maroko). Saat Dinasti Fatimiyah dibawah kepemimpinan Abu Tamim Ma'ad Al-mu'iz li Dinillah dengan panglima perangnya Jauhar Al-Siqili berhasil menaklukan Mesir pada tahun 358 H/969 M. Setelah tiga kali penaklukan yang dilakukan oleh khalifah sebelumnya mengalami kegagalan.
Hal pertama yang dilakukan oleh Jauhar Al-Siqili setelah menguasai Mesir adalah mendirikan kota Al-Mansuriyah, yang dinisbatkan kepada khalifah fatimiyah ke-3 Al-Mansur Billah Abu Attahir Ismail. Kemudian nama kota tersebut diubah menjadi Qahirah (Kairo) oleh Al-Mu'iz li Dinillah saat kedatangannya ke Mesir pada tahun 362 H/972 M. Yang mana nama kota ini dipakai sampai saat ini.
Untuk memudahkan anda dalam menyimak sejarah Al-Azhar yang panjang. Berikut ini terdapat rangkuman sejarah Al-Azhar di era Dinasti Fatimiyah:
1. Masjid-masjid Sebelum Al-Azhar
Sebelum dibangun Masjid Al-Azhar, ada beberapa masjid yang di dirikan di Mesir:
- Masjid Amru bin As (21 H/642 M)
- Masjid Al-Askar (169 H/785 M)
- Masjid Ibnu Tulun (265 H/879 M)
2. Penaklukan Mesir
Sebagai khalifah pertama Dinasti Fatimiyah Al-Mahdi melancarkan 3 serangan untuk menaklukan Mesir. Penaklukan ke-1 dilaksanakan pada tahun 301 H/913 M, penaklukan ke-2 dilaksanakan pada tahun 307 H/919 M, dan terakhir penaklukan ke-3 dilaksanakan pada tahun 321 H/933 M. Namun ketiganya berakhir dengan kegagalan. Kemudian Mesir berhasil ditaklukan Dinasti Fatimyah pada era khalifah Abu Tamim Ma'ad Al-Muiz li Dinillah dengan panglima Jauhar Al-Siqili pada tahun 358 H/ 969 M.
3. Faktor-faktor Keberhasilan
Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan Dinasti Fatimiyah dalam menaklukan Mesir salah satunya sebagai berikut:
- Wafatnya Kafur Al-Ikhsyidi gubernur mesir tahun 357 H/ 968 M.
- Krisis ekonomi di negara Mesir setelah terjadi bencana banjir selama 9 tahun.
- Perpecahan militer Mesir.
4. Pembangunan Masjid Al-Azhar
Masjid Al-Azhar mulai di dirikan pada 24 Jumadil ula 359 H/ 7 Mei 970 M sampai 7 Ramadhan 361 H/ 23 Juni 972 M. Tujuan didirikan Masjid Al-Azhar ini adalah sebagai pusat penyebaran mazhab syiah ismailiyah di Mesir. Dan pada tanggal 7 Ramadhan Masjid Al-Azhar secara resmi digunakan untuk salat jumat.
5. Penamaan Masjid Al-Azhar
Ada tiga pendapat mengenai asal usul nama Al-Azhar, yaitu: yang pertama nama Al-Azhar diambil dari kata Al-Zahra yang dinisbatkan kepada syaidah Fatimah Al-Zahra, yang merupakan putri rasulullah saw. Kedua, nama Al-Azhar diambil dari nama Al-Qusur Al-Zahrah yang berarti istana-istana dinasti fatimiyah. Ketiga, nama tersebut diambil agar Masjid Al-Azhar kelak akan mendapatkan kejayaan.
6. Majelis Ilmu di Al-Azhar
Sistem belajar mengajar yang dikenal pertama kali di Al-Azhar adalah talaqqi (Proses pembelajaran murid dan guru secara tatap muka) dalam bentuk halaqoh-halaqoh ilmiyah. Halaqoh pertama diampu oleh qadi al-qudat Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad bin Numan Al-Qairuwani seorang ahli fiqih syiah islamiayah.
Halaqoh pertama digelar pada bulan Safar 365 H/ 975 M. Dengan materi kitab Al-Iqtisar/Al-Iqsar yang merupakan ringkasan dari kitab fiqih karya orang tua nya sendiri, Ibnu Hayyun.
7. Mazhab Resmi di Mesir
Selama era Dinasti Fatimiyah, mazhab resmi negara Mesir adalah syiah. Namun masyarakat Mesir masih tetap berpegang teguh kepada mazhab sunni.
8. Runtuhnya Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah berhasil diruntuhkan oleh panglima besar Salahuddin bin Yusuf bin Ayubi pada tanggal 3 Muharram 567 H/1171 M. Dan sejak saat itu secara resmi negara Mesir berada dikekuasaan Dinasti Ayubiyah.
2. Alazhar di Era Dinasti Ayyubiyah
Pada tahun 566 H sultan Nuruddin Mahmud Al-Zanki memerintahkan Salahuddin Al-Ayubi untuk tidak lagi menyebut nama khalifah fatimiyah didalam khutbah jumat. Dan sebagai gantinya adalah khalifah abbasiyah Al-Mustadi bin Nurillah.
Perintah tersebut baru bisa dilaksanakan pada awal bulan Muharam tahun 567 H/1171 M. Secara resmi Dinasti Fatimiyah dinyatakan berakhir dan sejak saat itulah Salahuddin Al-Ayubi menguasai negara Mesir. Berikut ini ringkasan sejarah Al-Azhar di era Dinasti Ayyubiyah:
1. Perpindahan Madzhab Syiah ke Sunni
Setelah Salahuddin Al-Ayubi berkuasa. Praktis mazhab resmi di Mesir berubah dari madzhab syiah ke sunni.
2. Larangan Salat Jumat di Masjid Al-Azhar
Untuk menghilangkan pengaruh madzhab syiah, Salahuddin Al-Ayubi melarang pelaksanaan salat jumat di Masjid Al-Azhar. Hal ini didasarkan kepada fatwa dari hakim agung Abdul Malik bin Dirbas bahwa tidak boleh ada dua jamaah salat jumat dalam satu wilayah.
Sehingga masjid yang digunakan untuk melaksanakan salat jumat adalah Masjid Al-Hakim bin Amrillah. Hal ini dengan alasan ukurannya lebih luas dari Masjid Al-Azhar kala itu. Dan larangan salat jumat di Masjid Al-Azhar ini berlangsung selama kurang lebih 98 tahun.
3. Menghentikan Bantuan Dana
Tidak cukup hanya menghentikan sebagian ritual keagamaan di Masjid Al-Azhar. Salahuddin Al-Ayubi juga menghentikan aliran dana wakaf Al-Azhar yang didapatkan selama Dinasti Fatimiyah berkuasa.
4. Instansi Pendidikan Tandingan
Demi memalingkan pandangan masyarakat Mesir dari Al-Azhar. Salahuddin Al-Ayubi mendirikan sejumlah instansi pendidikan tandingan, yaitu Madrasah Nasiriyah yang mengajarkan madzhab syafii, Madrasah Qumhiyah yang mengajarkan madzhab maliki, Madrasah Suyufiyah yang mengajarkan madzhab hambali dan Madrasah Nasiriyah Salahiyah yang juga mengajarkan khusus madzhab syafii.
3. Al-Azhar di Era Dinasti Mamalik
Pada tahun 665 H Al-Amir Izzudin Aidmar wakil kesultanan mamalik era sultan Baibras merenovasi Masjid Al-Azhar. Dan juga mengaktifkan pengajian fikih syafii serta mengembalikan wakafnya. Kemudian pada tanggal 18 rabiul awal di tahun yg sama khutbah jumat di Masjid Al-Azhar mulai terdengar kembali setelah selama 98 tahun dilarang di era Dinasti Ayubiyah.
Dan berikut ini ringkasan sejarah Al-Azhar di era Dinasti Mamalik:
1. Renovasi Masjid Al-Azhar
Para sultan mamalik memiliki perhatian yang cukup besar dalam merenovasi Masjid Al-Azhar. Perhatian ini sejatinya sudah dimulai sejak sebelum menjadi Masjid Al-Azhar kembali digunakan untuk salat jumat hingga masa sultan Qansuh Al-Ghuri. Qadi Najmudin Muhammad bin Husain bin Ali Al-Asardi merenovasi Masjid Al-Azhar pada tahun 727 H/ 1325 M.
Dan pada tahun 761 H/ 1360 M Masjid Al-Azhar kembali direnovasi oleh Al-Amir Al-Tawasyi Basyir Al-Jamdar Al-Nasir. Al-Azhar mengalami renovasi menyeluruh dimasa sultan Abu Al-Nasr Qaitbay Al-Mahmudi Al-Zahiri pada tahun 872-901 H/ 1468-1496 M.
2. Instansi Pendidikan di sekitar Al-Azhar
Para sultan mamalik membangun beberapa instansi pendidikan di sekitar Masjid Al-Azhar. Seperti Madrasah Taibarsiyah yang khusus mengajarkan fiqih syafii, Madrasah Jauhariyah dan Madrasah-madrasah lainnya yang dibangun oleh Zahir Baibars, Qolawun, Muhammad bin Qalawun, dan Hasan bin Muhammad bin Qalawun.
4. Al-Azhar di Era Dinasti Utsmaniyah
Pada januari 1517 M pasukan utsmani berhasil menaklukan Dinasti Mamalik. Dengan demikian pusat khilafah islamiyah berpindah dari Kairo ke Istanbul. Hal ini mengakibatkan putusnya hubungan antara Mesir dan Syam serta terlepasnya Hijaz dari Mesir. Dan berikut ini ringkasan sejarah Al-Azhar di era Dinasti Utsmaniyah:
1. Karakteristik Al-Azhar
Meskipun Mesir takluk ditangan dinasti non arab (Utsmaniyah), Al-Azhar tetap mampu mempertahankan karekteristiknya karena beberapa faktor-faktor:
- Tidak ada campur tangan pemerintah
- Independensi keuangan
- Tidak memiliki instansi tandingan
- Menyatu dengan masyarakat
- Berperan aktif dalam politik
2. Jabatan Grand Syaikh Al-Azhar
Jabatan grand shaikh Al-Azhar mulai dibentuk sejak era Dinasti Utsmaniyah dengan syaikh Muhammad Abdullah Al-Kharrasyi sebagai grand syaikh pertama.
Jabatan ini merupakan kedudukan tertinggi dalam struktur pengurus Al-Azhar. Tugasnya adalah untuk memimpin dalam semua proses belajar mengajar di Al-Azhar.
3. Renovasi Masjid Al-Azhar
Selama era Dinasti Utsmaniyah Al-Azhar mendapatkan perhatian yang cukup besar dari para sultan. Pada tahun 1004 H/1595 M gubernur Mesir Muhammad Pasha melakukan renovasi pada sebagian bangunan Masjid Al-Azhar dan memberi sejumlah makanan bagian para menuntut ilmu.
Al-Azhar mengalami renovasi yang cukup signifikan di era Al-Amir Abdul Al-Rahman Kathuda. Pada masa ini luas Masjid Al-Azhar bertambah setengah dari ukurannya semula. Dibangun 50 tiang yang terbuat dari batu marmer. Atapnya dibangun dari kayu. Mihrab dan mimbarnya di ganti dengan yang baru.
Itulah tadi sejarah Al-Azhar dari masa ke masa. Mulai dari Dinasti Fatimiyah sampai Dinasti Utsmaniya. Berbagai usaha dari pihak-pihak telah dilakukan untuk meruntukan Al-Azhar. Tapi berkat keberkahan dan ridho tuhan yang maha kuasa, Al-Azhar masih berdiri kokoh dengan keagungannya sampai sekarang ini. Dan jika anda mendapatkan kesalahan dalam artikel ini saya minta maaf sebanyak-banyaknya, Selamat membaca.