Belajar Tentang Ciri-Ciri Kalimat Isim, Fiil dan Huruf, Gak Susah Kok!
Setelah teman-teman mengetahui pengertian kalam dan klasifikasinya yang berupa kalimat isim, fiil, dan huruf. Saatnya teman-teman semua mengetahui ciri-ciri dari setiap pembagian kalam tersebut.

Jika dalam ilmu sains kita diajarkan bahwa hewan diklasifikasi dan dicirikan menurut jenis makanannya menjadi tiga yaitu karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan tumbuhan), dan omnivora (pemakan segalannya). Begitu juga kalam arab yang dibagi menjadi tiga yaitu isim, fiil, dan huruf. Dan setiap bagian memiliki cirinya masing-masing.
Pada artikel kali ini saya ingin berbagi kepada teman-teman semua tentang ciri-ciri dari kalimat isim, fiil, dan huruf. Hal ini penting diketahui teman-teman semua terutama yang baru mempelajari bahasa arab untuk bisa berbahasa arab dengan baik dan benar. Dan berikut ini adalah penjelasannya:
1. Ciri-ciri kalimat isim
Untuk mengetahui suatu kalimat berupa isim, fiil, atau huruf bisa teman-teman ketahui dengan cara melihat ciri-cirinya. apakah kalimat itu menunjukan ciri-ciri kalim isim? fiil? atau bahkan huruf. Dan ciri-ciri kalimat isim sebagai berikut:
A. al-Khofadz (الخَفْضُ)
Maksud dari al-khofadz adalah jar dengan alamat aslinya kasrah. Secara bahasa al-khofadz adalah lawan kata dari tinggi atau naik (الاِرْتِفَاع). Sedangkan secara istilah menurut ulama nahwu adalah pengibaratan dari harakat kasrah.
Adapaun alamat khofadz bisa saja di sebabkan:
1. Kemasuknya huruf jar, contoh: ذَهَبْتُ إِلَي المَسْجِدِ
2. Idzofah, contoh: ارْتِفَع صَوْتُ المُؤَذِنِ
3. Tabi’yah ( na'at, athof, taukid, dan badal), contoh: أَنْصِتُ إِلَي شَيْخِ جَلِيْلِ
Pada contoh yang pertama lafaz مَسْجِدِ di jarkan karena sebab kemasukan huruf jar yaitu إِلَي. Contoh yang kedua lafadz المُؤَذِنِ di jarkan sebab idhofah. Dan contoh yang ketiga lafaz جَلِيْلِ di jarkan sebab tabi’yah menjadi na'at.
Baca juga: Mengenal Hakikat Ilmu Nahwu dan Shorof
Dan ketiga sebab tersebut bisa mudah kita temukan penerapannya pada bacaan بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمَنِ الرَّاحِيْمِ. Lafadz اِسْمِ di jarkan sebab kemasukan huruf jar berupa البَاء. Lafaz اللهِ di jarkan sebab menjadi idhofah. Sedangkan lafaz الرَّاحْمَنِ الرَّاحِيْمِ dijarkan sebab tabi’yah keduanya menjadi na'at.
B. Tanwin (التَنْوِيْن)
Tanwin secara bahasa adalah suara yang menyerupai kicauan burung (التَصْوِيْتُ). Sedangkan secara istilah menurut ulama nahwu adalah nun mati yang menyertai akhir dari kalimat isim secara lafaz dan memisahkan diri ketika ditulis. Hal ini dikarena tanwin hanya kelihatan ketika diucapkan dan tidak kelihatan ketika ditulis.
Dan biasanya tanwin disimbolkan dengan harakat fathatain (dua fathah), dhommatain (dua dhommah), dan kasratain (dua kasrah). Contohnya: مُحَمَّدًا tidak boleh ditulis seperti مُحَمَّدَنْ.
Tanwin dibagi menjadi 4 bagian:
1. Tanwin tamkin( تَنْوِيْن التَمْكِيْن )
Adalah tanwin yang masuk pada isim mu'rab. Contoh: وَهَذَا ذِكْر مُبَارَك.
2. Tanwin muqobalah (تَنْوِيْن المُقَابَلَة)
Adalah tanwin yang menyertai jama' muanas salim. Contoh: مُسْلِمَاتٍ.
3. Tanwin tankir (تَنْوِيْن التَنْكِيْر)
Adalah tanwin yang menyertai sebagian isim mabni. Contoh: سِيْبَوَيْهٍ.
4. Tanwin iwad (تَنْوِيْن العِوَض)
Adalah tanwin بَدَل (pengganti). Dibagi menjadi 3:
1. Tanwin iwad an harfi (تَنْوِيْن عِوَض عَنِ الحَرْفِ)
Contoh: غَوَاشٍ .غَوَاشٍ asalnya غَوَاشِيُ karena harakat dhommah pada huruf ya' memberatkan untuk dibaca maka dibuang dan diganti tanwin.
2. Tanwin iwad an kalimah (تَنْوِيْن عِوَض عَنِ الكَلِمَة)
Adalah tanwin yang menyertai lafaz كُلّ وَ بَعْض وَأَي. Contoh: كُلّ يَمُوْت bentuk asalnya كُلّ إِنْسَان يَمُوْت .
3. Tanwin iwad an jumlah (تَنْوِيْن عِوَض عَنِ الجُمْلَة)
Adalah tanwin yang menyertai lafaz إِذ. Contoh: وَأَنْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَنْظُرُوْنِ.
C. Kemasukan alif dan lam (أل)
Jadi setiap kalimat jika kemasukan alif dan lam maka bisa dipastikan kalimat tersebut adalah kalimat isim.
D. Kemasukan huruf khafadz
Maksud dari huruf khafad adalah huruf jar. Huruf jar berjumlah 12 beserta huruf qosam yaitu:
مِنْ، إِلَي، عَنْ، عَلَيْ، فِيْ، رُبَّ، بَاءْ، كَافْ، لَامْ وَحُرُوْفُ القَسَمِ وَهِيَ الوَاوُ وَالبَاءُ وَالتَاءُ
Dan setiap huruf jar memiliki berbagai makna yang bermacam-macam. Tapi kali saya hanya akan menuliskan makna yang sering digunakan saja, yaitu:
1. مِنْ memiliki makna الاِبْتِدَاءُ الغَايَة
2. إِلَي memiliki makna الاِنْتِهَاءُ الغَايَة
3. عَنْ memiliki makna مُجَاوَزَة
4. عَلَى memiliki makna الاِسْتِعْلَاء
5. فِيْ memiliki makna الظَرْفِبَّة
6. رُبَّ memiliki makna التَقْلِيْل
7. بَاء memiliki makna التَعْدِيَّة
8. الكَاف memiliki makna التَشْبِيْة
9. الاَم memiliki makna المُلْك، الاِخْتِصَاص، الِسْتِحْقَاق
Dan huruf qosam (huruf untuk bersumpah):
10. الواو yang masuk pada isim dhohir saja. Contoh: وَالطُّوْرِ، وَكِتَبِ مَسْطُوْرٍ
11. الباء yang masuk pada isim dhohir saja. Contoh: بِاللهِ لَأَجْتَهِدَنَّ
12. التاء yang masuk pada lafat jallah (allah) saja. Contoh: ْوَتَاللهِ لَأَكِيْدَنَّ أَصْنَمَكُم
2. Ciri-ciri kalimat fiil
Kalimat fiil memiliki ciri-ciri yang bisa membedakannya dengan kalimat isim dan huruf yaitu:
A. Kemasukan قَدْ
قَدْ hanya masuk pada dua jenis fiil saja yaitu kalimat fiil madhi dan kalimat fiil mudhori'. Jika قَدْ masuk pada kalimat fiil madhi maka memiliki salah satu makna dari dua makna ini yaitu التَحْقِيْق dan التَقْرِيْب. Contoh dari التَحْقِيْقُ: قَدْ أَفْلَحَ المُؤْمِنُوْنَ dan التَقْرِيْب: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ .
Sedangkan ketika masuk pada kalimat fiil mudhori' maka memiliki salah satu makna dari dua makna ini yaitu التَقْلِيْل dan التَكْثِيْر. Contoh dari التَقْلِيْل: قَدْ يَصْدُقُ المَكْذُوْبُ dan التَكْثِيْر: قَدْ يَنَالُ المُجْتَهِدُ بُغْيَتَه.
B. Kemasukan سِيْن dan سَوْفَ
سِيْن dan سَوْفَ hanya masuk pada kalimat fiil mudhori' saja. Dan keduanya memiliki makna masa yang akan datang (التَنْفِيْس) atau bisa disebut الاِسْتِقْبَال. Dan derajat ke istiqbalan سِيْن lebih kecil dari pada سَوْف. Contoh: سَيَقُوْلُ لَكَ المُخَلَفُوْنَ.
C. Kemasukan تَاء التَأْنِيْث السَّاكِنَة
تَاء التَأْنِيْث السَّاكِنَة hanya masuk pada kalimat fiil madhi saja. Contoh: قَالَتْ عَائِشَةُ.
Baca juga: Shighat-Shigat dalam Bahasa Arab yang Perlu diketahui
3. Ciri-ciri kalimat huruf
Untuk mengetahui suatu kalimat adalah kalimat huruf yaitu dengan melihat ciri-cirinya sendiri. Ciri-cirinya apakah kalimat itu bisa dimasuki ciri-ciri kalimat isim atau tidak. Kalau tidak bisa dilihat lagi apakah kalimat itu bisa dimasukin ciri-ciri kalimat fiil atau tidak. Kalau tidak bisa dimasuki maka kalimat itu dipastikan berstatus kalimat huruf. Contoh: هَلْ، لَمْ، فِيْ.